“Apa mi, jadi hamper setahun loe jadian ma
Bagas blum prnah sekalipun kalian ciuman?” Tanya Anggi, sahabatku, histeris.
Aku hanya mengangguk.
“Terus yang selama ini kalian lkauin tuh apa
aja?”
“Cuma pegangan tangan doing. Kadang sih Bagas
elus rambutku. Emang kenap sih? Penting yah ciuman itu?” protesku.
“Hari gini pacaran gak ciuman ? kampunagn
banget sih loe,” ejek Anggi.
“Biarin, toh Bagas gak pernah protes. Lagian
ini kan kali
pertamanya gue pacaran.”
“Justru karena Bagas pacar pertama loe, gak ada
salahnya kan
loe ksiin first kiss loe k pacar pertama loe. Gue bilangin yaw Mi, kalau loe
gak mau dicuim ma cowok loe, bisa-bisa dia lari ke cewek lain. Mau loe
ditinggalin Bagas?”
Aku hanya diam.
* * *
Sepulang sekolah, seperti biasa aku menemani
Bagas latihan basket. Jika biasanya aku berteriak mmberi semangat, kali ini aku
hanya diam mematung. Aku masih memikirkan ucapan Anggi tadi. Apa bener ciuman
itu penting ?
“Makasih yah Rakmi saying, uda mau nemenin aku
latihan. Tapi kamu kok gak kayak biasanya sih? Lagi ada masaalah yah?” Tanya
Bagas.
Aku hanya tersenyum masam. Apa bner Bagas bakal
ninggalin aku cuma karena aku gak mau dicium? Waktu itu dia memang pernah
minta, tapi aku tolak. Dan dia pun gak pernahg minta lagi. Apa karena dia uda
punya cewek lain yang bisa dia cium, makanya dia gak minta lagi ?
“Sayang…..cerita dong, kamu ada apa?”
Aku hanya menarik napas panjang.
“Sayang, apa menurut kamu ciuman itu penting?”
tanyaku hati-hati.
“Kok kamu tiba-tiba nanya kayak gitu sayang?”
“Tadi Anggi bilang kalau pacaran gak pakek
ciuman bisa bikin pacar kita pindah ke lain hati. Apa kamu juga punya
selingkuhan cuma karena aku gak mau ciuman? “ tanyaku dengan suara hamper
menangis.
Bukannya menjawab, Bagas justru tertawa.
Membuatku makin kesal aja.
“Apanya yang lucu sih?” protesku.
“Maaf saying, abisnya pertanyaan kamu lucu
banget sih.”
Aku makin cemberut.
“Rahmi sayang, aku jelasin yah. Buat aku
pacaran itu gak berarti harus kontak fisik, tapi yang lebih penting itu saling
menghargai, mendukung, dan menasihati agar masing-maing bisa menjadi lebih baik
dan lebih berprestasi. Aku justru bangga ma kamu, karena kamu punya prinsip dan
beda ma cewek lain. Aku gak masalah kalu kamu gak mau ciuman atau kontak fisik
yang lain. Perhatian, kepercayaan, dan dukungan dari kamu itu uda lebih dari
cukup buat aku,” jelas Bagas panjang lebar.
“Beneran?” tanyaku mencari kepastian.
“Iya sayang. Lagi pula kasih sayang gak harus
diungkapin dengan kontak fisikkan?”
Aku menganggkuk setuju. Mendengar jawaban
Bagas, aku pun tenang. Terima kasih Tuhan, karena kau telah memberiku pacar
yang baik. Aku berharap Bagas memang jodohku. Dan sekarang dengan bangga aku
bilang “No kiss, no problem”
No comments:
Post a Comment