Apa itu budaya ?
Budaya
merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia. Budaya lahir dari hasil pemikiran
atau pun kebiasaan individu maupun kelompok. Kemudian hasil pemikiran tersebut disepakati
bersama oleh suatu masyarakat tertentu, sehingga budaya tersebut menjadi milik masyarakat. Dalam buku Sosiologi Komunikasi
karangan Prof. Burhan Bungin disebutkan bahwa budaya adalah produk dari seluruh
rangkain proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan
segala aktivitasnya. Kata budaya sendiri berasal dari bahasa sanskerta
“buddhayah” yang merupakan jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.
Budaya di Indonesia
Indonesia
merupakan negara yang kaya. Tidak hanya kaya dengan sumber daya alam atau pun
sumber daya manusia, tapi indonesia juga kaya akan kebudayaan yang dimilikinya.
Beragam
suku yang dimiliki oleh Indonesia, menjadikan beragam pula kebudayaan yang
dimiliki. Mulai dari pakaian adat, rumah adat, bahasa daerah, kesenian, hingga permainan
yang dimiliki setiap suku berbeda. Meski pun berbeda-beda, namun kebudayaan antar daerah yang berbeda tersebut
dipersatukan oleh kebudayaan nasional. Karena pada hakikatnya antara budaya
yang satu dengan yang lain masih saling berkaitan.
Budaya Indonesia saat ini ...........
Sayangnya
saat ini budaya Indonesia perlahan-lahan mulai luntur tergeser arus zaman. Kemajuan dibidang teknologi dan informasi menjadi pendukung dalam
bergesernya kebudayaan Indonesia. Tak banyak generasi penerus
bangsa ini yang mengenal kebudayaan negaranya. Jangankan budaya Indonesia secara
keseluruhan, budaya masing-masing daerahnya pun tak banyak pemuda saat ini.
Permainan tradisional tak lagi ada yang memainkan, lagu daerah tak lagi dinyanyikan,
makanan tradisional pun tak banyak yang mengenal. Semuanya telah luntur, hingga
bekasnya pun tak banyak terlihat. Lambat laun, semakin sedikit saja budaya lokal
yang masih dipertahankan.
Generasi
sekarang menganggap budaya daerah atau budaya local terlalu ketinggalan zaman dan
tidak sesuai dengan gaya hidup mereka. Tapi mereka juga tak sepenuhnya bersalah
jika
memiliki pemikiran yang demikian. Tak banyak dari generasi sebelumnya yang mewariskan budaya
mereka terhadap keturunan mereka. Tengok saja beberapa fenomena yang begitu akrab
akhir-akhir ini. Para orang tua lebih nyaman ketika melihat anak-anak mereka bermain
di dalam rumah dibandingkan dengan diluar rumah. Maklum, para orang tua sekarang
terlalu sibuk dengan usaha pekerjaan mereka.
Padahal
permainan-permainan tradisional memiliki banyak keuntungan dibandingkan permainan
modern saat ini. Misalnya saja permainan gobak sodor atau pun
benteng-bentengan. Tak hanya membuat tubuh menjadi sehat tapi juga mengajarkan kepada
anak-anak pentingnya bekerja sama. Mereka juga menjadi mengenal karakter teman-teman
mereka dan berlatih untuk saling mengalah. Mereka dapat belajar toleransi, saling menghargai, dan
juga memahami makna menag dan kalah dalam sebuah permainan.
Permainan modern memang mengasikkan. Tapi ia memiliki
banyak dampak negatif. Misalnya saja perasaan individual dan egois anak-anak
saat ini begitu tinggi. Mereka juga tidak saling mengenal antar teman mereka
sendiri hingga perasaan sosial mereka menjadi begitu berkurang. Oleh karenanya
tidak mengherankan jika saat ini banyak generasi muda yang lebih nyaman
berteman dengan teman-teman maya mereka dibandingkan dengan teman-teman mereka
di dunia nyata.
Selain
itu, bahasa daerah juga tak lagi banyak diajarkan. Para orang tua membiasakan melakukan
percakapan dengan menggunakan bahasa indonesia. Bahkan banyak juga yang lebih memilih
menggunakan bahasa asing, misalnya saja bahasa inggris. Dibeberapa sekolah memang
masih diajarkan bahasa daerah, sebagai upaya untuk penyeimbang. Tapi apalah artinya
pertemuan dua jam dalam seminggu. Dengan durasi yang begitu sebentar tidak akan
cukup membuat anak-anak fasih apalagi hingga menggunakan bahasa daerah. Pendidikan bahasa daerah itu pun hanya
diajarkan hingga sekolah menengah pertama. Pada sekolah menengah atas yang diajarkan justru bahasa asing yang lain,
misalnya saja bahasa jepang atau mandarin.
Kepandaian mereka dalam berbahasa daerah kalah dengan kepandaian
mereka dalam berbahasa asing. Peran pemerintah dalam upaya mempertahankan bahasa
daerah pun juga masih kurang. Misanyasaja, bahasa inggris diikutkan
dalam ujian nasional dan masuk dalam kurikulum utama, tetapi bahasa daerah hanya
masuk muatan lokal.
Kesenian asli indonesia pun tak banyak memiliki
penggemar. Generasi sekarang lebih suka tarian modern, yang merupakan budaya
luar, dibandingkan dengan tarian tradisional. Mereka lebih menyukai karate dari
negara lain, dibandingkan dengan silat yang merupakan budaya asli indonesia.
Makanan asli indonesia juga perlahan-lahan memiliki nasib
yang sama. Orang lebih senang dengan makanan asli negara lain, dibandingkan
milik negaranya sendiri. Para anak muda lebih suka dengan makanan siap saji,
yang merupakan makanan produk barat, dibandingkan dengan gudeg yang merupakan
makanan asli salah satu daerah di indonesia. Seakan-akan dengan makan-makanan
barat, atau negara lain, prestise dan kelas mereka terlihat menjadi tinggi.
Pentingnya Budaya Lokal
Seperti yang penulis jelaskan di atas, budaya merupakan
hasil cipta, karsa, dan rasa manusia
yang kemudian disepakati bersama oleh suatu masyarakat, hingga kemudian menjadi
milik masyarakat tersebut. Karena diciptakan oleh manusia, maka budaya pun
menjadi identitas manusia tersebut. Jika telah disepakati dan dimiliki oleh
suatu masyarakat, maka budaya tersebut menunjukkan identitas atau kepribadian
masyarakat tersebut. Dan karena budaya itulah yang membedakan antara masyarakat
yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
Ketika budaya-budaya yang ada di masyarakat telah
bergeser, budaya asli mereka tergantikan dengan budaya lain, maka masyarakat
pun menjadi kehilangan akan identitas mereka. Tidak lagi dapat dibedakan mereka
masyarakat negara mana. Ketika masyarakat tersebut tidak lagi mengenal
identitas mereka, maka bukan hal yang tidak mungkin jika kemudian masyarakat
internasional tidak mengenal negara kita.
Contohnya saja pada zaman dahulu masyarakat dunia
mengenal indonesia sebagai negara yang ramah, tapi kini mereka mengenal
indonesia sebagai negara teroris. Ini menunjukkan bahwa warga indonesia telah
kehilangan identitas mereka sebagai warga indonesia. Selain itu, karena kita
tidak mengenal budaya kita, banyak budaya kita yang diklaim oleh negara lain
bahwa itu milik mereka. Jika kita mengenal budaya asli kita, maka kita dapat
memprotes dan menuntut mereka. Itu pun jika kita memiliki bukti yang kuat bahwa
budaya tersebut memang milik kita. Tapi akan lebih bahaya lagi jika kita tidak
mengenal bahkan tidak tahu sama sekali bahwa budaya tersebut memang milik kita.
Ibaratnya, kita memiliki suatu benda berharga tapi kita tidak sadar
memilikinya, hingga kemudian ketika dicuri orang lain kita tenang-tenang saja
karena tidak merasa memilikinya.
Oleh karena itu, penting kiranya bagi seluruh warga
indoneisa untuk mengenal budaya mereka. Tidak hanya sekedar mengenal tapi juga
harus kita jaga, wariskan, dan kita lestarikan. Harus ada kerja sama dari semua
komponen masyrakat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah, tapi
semua warga paling tidak haruslah mengenal budaya asli daerah mereka. Selain
itu juga harus ada langkah nyata dalam upaya pemertahanan budaya lokal kita.
Dengan demikian akan tercipta sebuah masyarakat indonesia yang kokoh dan kuat
serta berkepribadian. Hidup budaya indonesia !!
(opini ini aku ikutkan dalam lomba Mengapa Budaya Tradisi harus Lestari)
No comments:
Post a Comment