Thursday, November 8, 2012

Budayaku, Kepribadianku


Apa itu budaya ?
Budaya merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia. Budaya lahir dari hasil pemikiran atau pun kebiasaan individu maupun kelompok. Kemudian hasil pemikiran tersebut disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu, sehingga budaya tersebut menjadi milik masyarakat. Dalam buku Sosiologi Komunikasi karangan Prof. Burhan Bungin disebutkan bahwa budaya adalah produk dari seluruh rangkain proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Kata budaya sendiri berasal dari bahasa sanskerta “buddhayah” yang merupakan jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.
Budaya di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya. Tidak hanya kaya dengan sumber daya alam atau pun sumber daya manusia, tapi indonesia juga kaya akan kebudayaan yang dimilikinya. Beragam suku yang dimiliki oleh Indonesia, menjadikan beragam pula kebudayaan yang dimiliki. Mulai dari pakaian adat, rumah adat, bahasa daerah, kesenian, hingga permainan yang dimiliki setiap suku berbeda. Meski pun berbeda-beda, namun kebudayaan antar daerah yang berbeda tersebut dipersatukan oleh kebudayaan nasional. Karena pada hakikatnya antara budaya yang satu dengan yang lain masih saling berkaitan.
Budaya Indonesia saat ini ...........
Sayangnya saat ini budaya Indonesia perlahan-lahan mulai luntur tergeser arus zaman.  Kemajuan dibidang teknologi dan informasi menjadi pendukung dalam bergesernya kebudayaan Indonesia. Tak banyak generasi penerus bangsa ini yang mengenal kebudayaan negaranya. Jangankan budaya Indonesia secara keseluruhan, budaya masing-masing daerahnya pun tak banyak pemuda saat ini. Permainan tradisional tak lagi ada yang memainkan, lagu daerah tak lagi dinyanyikan, makanan tradisional pun tak banyak yang mengenal. Semuanya telah luntur, hingga bekasnya pun tak banyak terlihat. Lambat laun, semakin sedikit saja budaya lokal yang masih dipertahankan.
Generasi sekarang menganggap budaya daerah atau budaya local terlalu ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan gaya hidup mereka. Tapi mereka juga tak sepenuhnya bersalah jika memiliki pemikiran yang demikian. Tak banyak dari generasi sebelumnya yang mewariskan budaya mereka terhadap keturunan mereka. Tengok saja beberapa fenomena yang begitu akrab akhir-akhir ini. Para orang tua lebih nyaman ketika melihat anak-anak mereka bermain di dalam rumah dibandingkan dengan diluar rumah. Maklum, para orang tua sekarang terlalu sibuk dengan usaha pekerjaan mereka.
Padahal permainan-permainan tradisional memiliki banyak keuntungan dibandingkan permainan modern saat ini. Misalnya saja permainan gobak sodor atau pun benteng-bentengan. Tak hanya membuat tubuh menjadi sehat tapi juga mengajarkan kepada anak-anak pentingnya bekerja sama. Mereka juga menjadi mengenal karakter teman-teman mereka dan berlatih untuk saling mengalah. Mereka dapat belajar toleransi, saling menghargai, dan juga memahami makna menag dan kalah dalam sebuah permainan.
Permainan modern memang mengasikkan. Tapi ia memiliki banyak dampak negatif. Misalnya saja perasaan individual dan egois anak-anak saat ini begitu tinggi. Mereka juga tidak saling mengenal antar teman mereka sendiri hingga perasaan sosial mereka menjadi begitu berkurang. Oleh karenanya tidak mengherankan jika saat ini banyak generasi muda yang lebih nyaman berteman dengan teman-teman maya mereka dibandingkan dengan teman-teman mereka di dunia nyata.
Selain itu, bahasa daerah juga tak lagi banyak diajarkan. Para orang tua membiasakan melakukan percakapan dengan menggunakan bahasa indonesia. Bahkan banyak juga yang lebih memilih menggunakan bahasa asing, misalnya saja bahasa inggris. Dibeberapa sekolah memang masih diajarkan bahasa daerah, sebagai upaya untuk penyeimbang. Tapi apalah artinya pertemuan dua jam dalam seminggu. Dengan durasi yang begitu sebentar tidak akan cukup membuat anak-anak fasih apalagi hingga menggunakan bahasa daerah. Pendidikan bahasa daerah itu pun hanya diajarkan hingga sekolah menengah pertama. Pada sekolah menengah atas yang  diajarkan justru bahasa asing yang lain, misalnya saja bahasa jepang atau mandarin. Kepandaian mereka dalam berbahasa daerah kalah dengan kepandaian mereka dalam berbahasa asing. Peran pemerintah dalam upaya mempertahankan bahasa daerah pun juga masih kurang. Misanyasaja, bahasa inggris diikutkan dalam ujian nasional dan masuk dalam kurikulum utama, tetapi bahasa daerah hanya masuk muatan lokal.
Kesenian asli indonesia pun tak banyak memiliki penggemar. Generasi sekarang lebih suka tarian modern, yang merupakan budaya luar, dibandingkan dengan tarian tradisional. Mereka lebih menyukai karate dari negara lain, dibandingkan dengan silat yang merupakan budaya asli indonesia.
Makanan asli indonesia juga perlahan-lahan memiliki nasib yang sama. Orang lebih senang dengan makanan asli negara lain, dibandingkan milik negaranya sendiri. Para anak muda lebih suka dengan makanan siap saji, yang merupakan makanan produk barat, dibandingkan dengan gudeg yang merupakan makanan asli salah satu daerah di indonesia. Seakan-akan dengan makan-makanan barat, atau negara lain, prestise dan kelas mereka terlihat menjadi tinggi.
Pentingnya Budaya Lokal
Seperti yang penulis jelaskan di atas, budaya merupakan hasil cipta,  karsa, dan rasa manusia yang kemudian disepakati bersama oleh suatu masyarakat, hingga kemudian menjadi milik masyarakat tersebut. Karena diciptakan oleh manusia, maka budaya pun menjadi identitas manusia tersebut. Jika telah disepakati dan dimiliki oleh suatu masyarakat, maka budaya tersebut menunjukkan identitas atau kepribadian masyarakat tersebut. Dan karena budaya itulah yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
Ketika budaya-budaya yang ada di masyarakat telah bergeser, budaya asli mereka tergantikan dengan budaya lain, maka masyarakat pun menjadi kehilangan akan identitas mereka. Tidak lagi dapat dibedakan mereka masyarakat negara mana. Ketika masyarakat tersebut tidak lagi mengenal identitas mereka, maka bukan hal yang tidak mungkin jika kemudian masyarakat internasional tidak mengenal negara kita.
Contohnya saja pada zaman dahulu masyarakat dunia mengenal indonesia sebagai negara yang ramah, tapi kini mereka mengenal indonesia sebagai negara teroris. Ini menunjukkan bahwa warga indonesia telah kehilangan identitas mereka sebagai warga indonesia. Selain itu, karena kita tidak mengenal budaya kita, banyak budaya kita yang diklaim oleh negara lain bahwa itu milik mereka. Jika kita mengenal budaya asli kita, maka kita dapat memprotes dan menuntut mereka. Itu pun jika kita memiliki bukti yang kuat bahwa budaya tersebut memang milik kita. Tapi akan lebih bahaya lagi jika kita tidak mengenal bahkan tidak tahu sama sekali bahwa budaya tersebut memang milik kita. Ibaratnya, kita memiliki suatu benda berharga tapi kita tidak sadar memilikinya, hingga kemudian ketika dicuri orang lain kita tenang-tenang saja karena tidak merasa memilikinya.
Oleh karena itu, penting kiranya bagi seluruh warga indoneisa untuk mengenal budaya mereka. Tidak hanya sekedar mengenal tapi juga harus kita jaga, wariskan, dan kita lestarikan. Harus ada kerja sama dari semua komponen masyrakat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah, tapi semua warga paling tidak haruslah mengenal budaya asli daerah mereka. Selain itu juga harus ada langkah nyata dalam upaya pemertahanan budaya lokal kita. Dengan demikian akan tercipta sebuah masyarakat indonesia yang kokoh dan kuat serta berkepribadian. Hidup budaya indonesia !!

(opini ini aku ikutkan dalam lomba Mengapa Budaya Tradisi harus Lestari)

No comments:

Post a Comment