Hampir
di setiap kali pertemuan, rapat atau pun musyawarah, para pimpinan harian
selalu mengeluhkan kurangnya kader. Tidak hanya di muhammadiyah tapi hal ini
juga dirasakan oleh hampir semua ortom muhammadiyah. Para generasi penerus yang
telah didik dan dibina mulai dari IPM, satu persatu mulai rontok ketika mereka
bertambah usia. Estafet perjuangan menjadi terhenti. Pada akhirnya kini muncul
kader-kader karbitan, atau kader instan yang meneruskan perjuangan dan tentunya
menimbulkan warna yang berbeda pada tubuh organisasi. Bahkan telah menjadi
rahasia publik bahwa ketua umum Muhammadiyah saat ini, Pak Din Syamsudin,
berasal dari Nahdlatul Ulama yang dinaturalisasi oleh Muhammadiyah.
Tentunya
hal ini menjadi problem tersendiri bagi oragnisasi besar yang telah berusia satu
abad ini, karena ternyata orang-orang yang menjalankan roda organisasinya tidak
lahir dari rahim mereka sendiri. Oleh karennya tak mengherankan jika kemudian
organisasi ini menjadi “dimanfaatkan” oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab
untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pemintaan KH. A.Dahlan untuk tidak
mencari penghidupan di Muhammadiyah kini hanya sekedar menjadi ucapan filosofi
yang manis dibibir tapi entah bia terwujud atau tidak.
Ketika
kemudian istilah militan berkembang luas di masyarakat, Muhammadiyah pun mulai
mendengungkan hadirnya keder militan sejak beberapa tahun belakangan. Yang menjadi
pertanyaan ialah seperti apakah kader militan itu. Apakah ia yang telah
menuntaskan pengkaderan mereka sebagaimana aturan dalam AD/ART organisasi? Atau
mereka yang telah dilantik menjadi pimpinan? Atau justru mereka yang dari kecil
bersekolah di Muhammadiyah?
Kader
militan bukanlah kader yang dibentuk dalam satu hari dari acara-acara
pengkaderan. Atau orang-orang yang bersekolah di Muhammadiyah. Tapi kader
militan ialah kader yang memiliki semangat yang tinggi, tidak mudah menyerah,
cerdas dalam bertindak, dan terus memperbaiki dirinya untuk menjadi pribadi
yang lebih baik lagi. Selain itu kader militan adalah kader yang ketika
mendapat tugas dan mendengar perintah dari pimpinan meresponnya dengan
cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas dan perintah
yang datang dari pimpinan adalah untuk segera dilaksanakan bukan untuk
didiskusikan.
Namun
yang dibutuhkan Muhammadiyah saat ini lebih dari seorang kader militan. Melain juga
kader fundamental dan humanis. Kader fundamental adalah kader yang memiliki
prinsip, prinsip untuk setia terhadap organisasi dan menjalankan perintah
agama. Coba kita renungkan. Seringkali kita yang mengaku kader Muhammadiyah dan
setia terhadap Muhammadiyah justru menduakan agama. Ketika kita asik rapat,
kemudian terdengar adzan. Apa yang kita lakukan? Kita hanya berhenti untuk m\endengarkan
adzan, bahkan meski rapat dihentikan sementara, kita tetap asik ngobrol hal
yang lain dan bukan menjawab adzan. Setelah adzan selesai kita lanjut rapat dan
shalat di akhir waktu. Inikah yang diartikan kita kader sejati Muhammadiyah?
Lalu
bagaimana dengan kader yang humanis? Bukankah selama ini Muhammadiyah telah
memiliki amal usaha yang menunjukkan sisi kemanusiaan anggotanya. Dan bukankan
program-program Muhammadiyah dan ortom juga pro kemanusiaan. Coba kita
renungkan hal ini. Ketika kita berorganisasi, sudahkah kita berteman dengan
mereka tanpa memandang siapa mereka? Sudahkah dalam berMuhammadiyah kita tidak
memiliki “gank” sendiri? Dan sudahkah kita bisa menerima orang lain yang
berbeda ideologi dengan kita? Itulah yang dimaksudkan dengan sisi humanis
disini.
Ketika
kita sudah menjadi kader yang militan, fundamental, dan humanis, maka
Muhammadiyah akan menjadi lebih kuat lagi. Karena ia memiliki kader-kader yang setia
senantiasa penuh semangat. Semangat untuk berorganisai, berdakwah, bersosial, dan
yang lebih penting semangat untuk menjalankan perintah agama sebagaimana yang
dituntunkan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadist. Sehingga maksud dan tujuan
Muhammadiyah dalam menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam untuk terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bisa terwujud, amiiien.
No comments:
Post a Comment